Donggala – Festival Tenun Donggala digelar di Desa Towale, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah untuk mempromosikan kain tenun sarung Donggala. Festival yang digelar ke-II kalinya itu selain untuk melestarikan dan mempromosikan kain tenun Donggala sebagai ikon budaya Sulawesi Tengah, juga untuk menguatkan usulan pengakuan dunia melalui UNICEF sebagai bagian dari warisan budaya tak benda.

Menurut Kepala Desa Towale Mohammad Subhan, mewakili Masyarakat Desa Towale mengucapkan terima kasih dan sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Donggala yang telah menggagas kembali pelaksanaan Festival Tenun Donggala yang Ke-II dan pelaksanaanya kali ini di pusatkan di Desa Towale.

“Dengan pelaksanaan Festival Tenun Donggala ke-II ini dan di laksanakan di Desa Towale sebagai pusat Wisata Tenun Sarung Donggala, dampaknya sangat begitu besar bagi Masyarakat setempat. Karena selain memperkenalkan potensi wisata di Desa Towale, juga menjadi ajang memperkenalkan kepada seluruh pengunjung proses pembuatan sarung Donggala,” Paparnya.

Lebih lanjut di katakan Subhan, pada tahun 2020 lalu di Desa Towale tercatat 129 orang petenun aktif dan pada 2023 ini sekarang bertambah menjadi 176 orang pengrajin tenun gedogan. Ini kita bina dan dampingi agar menjadi petenun profesional, mandiri dan berkelanjutan terutama dalam Upaya meningkatkan pendapatan ekonomi Masyarakat di Desa Towale.

Dengan adanya pelaksanaan Festival Tenun Donggala yang ke-II ini, kiranya produk kain sarung tenun Donggala yang merupakan karya masyarakat lokal di Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah dapat menjadi motivasi untuk tetap melestarikan warisan budaya yang kita banggakan ini.

“Harapan kami selaku Pemerintah Desa Towale, agar Masyarakat Desa Towale, utamanya para pengrajin Tenun Sarung Donggala tetap eksis dan bekerja sebagai petenun untuk melestarikan kebudayaan yang sangat kita banggakan ini,” Pungkas Subhan. (DAD)